Monday, 27 March 2017

hilangnya, tak ada

melihatmu masih dari jauh, aku tak pernah bisa menggapaimu walau kini kau teramat dekat dari tempat ku melihatmu. aku masih jadi pembuat kesalahan saat ini, dan yang aku takutkan tetap menjadi seorang yang salah pada saat nanti. aku pernah melihatmu menjadi orang yang bahagia tanpaku, dan aku ingin melihatmu bisa bahagia denganku walau itu tanpaku.
aku hanya menjadi beban hatimu sampai sekarang, aku terlalu egois untuk selalu memintamu membuang waktu bahagiamu untukku. aku takut karena aku seorang penakut yang tidak mau merasakan kehilanganmu seperti dulu. kehilanganmu karna perbuatanku sendiri, dan kini aku tak ingin kehilangan kasih terakhir yang hadir dalam hidupku untuk waktu yang tidak pernah ku inginkan. aku slalu menyimpan rasaku setiap hari, dan itu semakin besar saat ku buka mata di esok hari. aku tidak pernah mau bertanya seberapa besar yang kau terima dan berikan, karna semua hanya perhitungan angka, biar hatimu yang tau dan hatimu yang merasa semua yang kuberikan tidak pernah ada sedikitpun kebohongan.
siang ini, angin masih sangat besar menyapa dedaunan, tak pernah berhenti menggoyang-goyangkan dedaunan itu. angin itu tidak pernah mau melepas daun dari tangkainya, angin besar namun tetap tenang.
walau seberapa besar ingin angin tetap disana, namun tak pernah angin kuat membelas air yang slalu terberai membasahi daun. siang tetaplah siang, matahari seakan membakar disertai angin yang masih kencang, tak kuat angin meniupkan air yang tetap basah dan tetap diam.
sejak pagi embun antar lembabnya dingin jadi gumpalan air diatas beberapa dedaunan, yang lain terus menetes kebawah guna menyapa sang bumi yang berbalut tanah, namun hanya satu tetes gumpalan air yang masih bertahan walau sudah diterjang angin. tekad air terus temani daun yang tak pernah bisa ditembus angin, angin hanya terdiam perhatikan air.
tak sadar angin dingin hembuskan kekuatan agar air tetap menjadi dingin dan berdiam diatas pangkuan daun. sadarkah angin mengapa terus hembuskan hebusan dingin?mengapa tak hembuskan angin hangat agar air meleleh oleh panasnya matahari dan mulai menjatuhkan dirinya pada bumi?
angin masih tetap perhatikan pelukan air yang tak akan pernah jatuh walau diterjang semua angin.

Continue reading hilangnya, tak ada