Wednesday, 30 October 2019

Simulasi Sidang Sederhana













Pengetahuan tentang Persidangan dan Materi singkat tentang praktek  persidangan yang biasa digunakan dalam organisasi kemahasiswaan atau pelajar.
Materi ini pertama dipublikasikan pada acara Kegiatan Calon Anggota Penerus (Kecap) 2019 HIMMAKA Bandung.
Bila terdapat kekurangan atau kesalahan mohon maaf dan tulis dikolom komentar, terimakasih
Semoga bermanfaat
Continue reading Simulasi Sidang Sederhana

Saturday, 22 June 2019

, ,

Selamat Pagi Rindu

Langit kita masih gelap, langit shubuh yang masih belum bisa membangunkan kita dari mimpi yang selalu kita tunggu kapan berakhirnya. Mentari masih berada di sisi bumi yang lain, masih berkeliling memberi cahaya agar tak selamanya gelap itu indah. Udara dingin ini masih selalu ku rasa saat aku tak pernah tahu kapan akan memelukmu lagi seperti sore itu, dibawah tumpukan atap jerami dengan ditemani teh hangat juga kopi diantara tangan kita berdua.
Langitku masih gelap, hanya cahaya bulan yang mulai perlahan menghilang bisa kulihat denga jelas saat bulan meninggalkan sisa harapan yang mungkin tak akan bisa lagi aku gapai. Mengingatmu bila memandang lampu malam itu membuat ku merasa kau sedang memandang bagaimana aku selalu merindukanmu setiap malam menjelang ku tutup mata ini. Aku merasa lega bila kau ditemani lampu itu, entah aku simpan banyak rasa rindu disana agar selalu kau nyalakan saat langit mulai gelap. Kemudian kau nyalakan untuk kau buat menjadi teman selama kau tidur, agar tak ada yang menghampiri mimpimu selain aku yang berada di tempat jauh.
Langit yang aku pandang sekarang, tak ada bedanya dengan langit yang akan kau lihat beberapa waktu kemudian. Langit penuh harapan dengan banyaknya namamu yang selalu aku titipkan dalam setiap laguku, dengarkan siulan angin yang tak sengaja masuk ke jendela kamarmu disana maka aku mencoba memetikkan jemari ku dalam alunan nada gitar lagu kesukaanmu.
Aku rindu,
Selamat pagi rindu ..
Lama rasanya tak menyapamu seperti waktu dulu, tak terasa rinduku terbawa angin besar sampai kesini. Semoga kamu teringat pada seorang yang terus menyimpan rindu yang sangat besar di tempat jauh, seribu mata sayu memandang ke labit shubuh yang masih malu menunggu matahari datang dan masih mengijinkanku untuk melihat rinduku.
Sudah lama tak ada secangkir teh hangat sore diantara meja kita, namun aku tetap dengan kopi hitam dan rokok hitam yang bersandar pada sebuah asbak, kemudian asap mengepul terurai pada lampu yang tergantung indahnya dilangit-langit cafe. Masih menunggu malam dalam hujan rintik yang belum usai, masih banyak pesan yang belum ku sampaikan isyaratkan rindu yang dalam kepadamu. Jangan reda dulu hujan sampai aku katakan semua itu, jangan dulu habis kopi hitamku sampai aku habiskan rindu yang tak pernah habis ini, karena aku tak mau berkedip walau sebentar tidak mau melihatmu.
Boleh aku menuliskan namamu dalam selembar kertas menu, kemudian aku panggil pelayan kafe untuk memesanmu dalam hidupku. Boleh aku minta kertas menu pada pelayan kafe, agar aku terus bisa mendapatkanmu di setiap hariku. Agar aku tak lelah merindukanmu, memikirkanmu dan membuatmu terus dalam benakku. Aku tulis semua namamu dalam setiap menu dihidupku, rindu telah menghasutku untuk terus membuatmu dalam hatiku.
Boleh aku ajukan pertanyaan untukmu?
Bolehkan aku titip semua rindu sampai kamu merasa rindu itu habis, lalu kamu mengisinya kembali dengan rindu yang lebih besar dariku.

.......
Continue reading Selamat Pagi Rindu

Wednesday, 12 June 2019

Pendendam

ini pernah terjadi saat banyak orang yang meremehkan juga tak pernah percaya. bukan hanya orang jauh yang tak percaya bahkan orang paling dekatpun tak pernah percaya. entah mengapa ku sebut meremehkan namun dengan tidak memberi ruang dan waktu untukku banyak berfikir lebih aku sebut meremehkan kekuatan pikiranku. kemudian mengapa aku sebut tak percaya, karna aku rasa mereka tak percaya dengan seperti apa aku menghabiskan waktu dan mencari cara agar keraguan mereka berbuah penyesalan tak pernah percaya.
aku seorang pendendam, aku rasa bisa membunuh semua jiwa mereka bahkan aku bisa membuat mereka gila dengan semua hasil rasa ketidakpercayaan mereka. beri aku waktu membuat semuanya berjalan sempurna, karena aku adalah orang yang hanya ingin menanggung semuanya sendiri. aku hanya akan membereskan semua masalahku sendiri, bahkan dengan caraku sendiri. itu membuatku puas dengan semua kekuatan yang mereka anggap itu lemah, pada hasilnya mereka akan menyesal dengan semua yang mereka lihat saat aku banyak terdiam.
aku seorang pendendam, aku rasa aku lebih pantas disebut seperti itu. dengan sifatku yang keras, mungkin aku bisa saja membunuh setiap karakter yang ada agar tahu siapa yang lebih berkuasa. aku memiliki masalah yang hanya aku sendiri yang tahu bagaimana menyelesaikannya, karena aku memilih untuk tidak menyusahkan pikiran orang dan menyulitkan langkah untuk menangani semua masalahku.
kalian tinggal duduk tenang, silahkan tertawa dan menunggu aku yang berkuasa. kalian tidak percaya?silahkan nikmati kolam hangat untuk kalian berenang selagi aku mencari cara untuk bisa menenggelamkan kalian.
ingat dan jangan pernah lupa, aku adalah seorang pendendam dan kalian hanya akan menjadi korban atas anggapan yang tidak harus kalian lakukan.
Continue reading Pendendam

Tuesday, 4 June 2019

Curhatan soal notif

Sekilas suka inget sama yg udah lewat, ada juga yg ngingetin kalo waktu paling berat itu di tahun pertama. Ternyata kalo dirasa yg bikin berat itu pas hari raya, fix oke hari raya yg terbiasa banyak notif uang segar masuk sekarang ga ada. sedih?cuma perasaan itu mah..
sebenernya lebih nikmat tanpa semua notif itu, udah ga banyak tanya lagi itu "syubhat" atau bukan. toh Alloh udah ngasih rezeki yg banyak sejak memutuskan berpisah, Alhamdulillah ga banyak beban berfikir asal muasal semua notifnya, Alhamdulillah lebih bahagia dari semua org.
maafkan aku yg dulu, ngasih tau ada notif ke istri buat jajan anak dan keluarga tanpa tau kadar ukurannya.
Nuhun gusti, pahit rasa membuka mata dan menutup rasanya dunia dibalas manisnya senyuman keluarga, barokalloh unt waktu yg terus berjalan..
Alhamdulillah udah tau langit itu luas, hamparan bumi itu tak seluas langit .. bahkan seketika inget nanti ada hamparan tanah yg lebih luas dari bumi, akan jadi pengalaman ngantri dengan semua rasa gelisah didada bahkan tanpa kain penutup yg biasa buat bangga.
Udah ga ada notif lagi nanti sama kaya sekarang, kalopun mau disebut notif juga bukan ringtone pesan wa atau sms tapi notif dimana tangan kanan sama kiri yg langsung ngasihtau. Ngeri sih kalo liat youtube ngomongin soal itu, tapi emang bener juga diatas hidup ada kehidupan lain. trus setelah mati bukan ada kematian lain tapi ada kehidupan lain. tapi sebelum kehidupan lain ada antrian lain juga ..
Alhamdulillah Alloh terus kasih harapan, senyuman bahkan pertolongan. Jadi tau rasanya minta ke Alloh, yakin Alloh ngasih saat hati semua pasrahkan ke Alloh ..
Alhamdulillah Syawal tahun ini masih dikasih waktu namatin Ramadhan yg penuh koreksi ..
Continue reading Curhatan soal notif

Wednesday, 1 May 2019

Kamu dijendela yang berbeda

Dua sisi meja kotak yang terisi dua minuman berbeda warna dan bentuk gelas yang sama bedanya membuat satu jalan dalam cerita yang sama, masih dalam sisi dimeja yang sama sampai jam ketiga disore yang sama seperti biasanya.
Terlihat bekas bibir merah digelas putih berisi air teh yang kau favoritkan sejak aku tau siapa wanita dihadapanku, dan aku hanya tersenyum melihat isi cangkirku yang makin dangkal isi air berwarna hitap pekat khas kopi tubruk kesukaanku.
Saat itu ingin aku menulis betapa langkahku mengejarmu membuatku merasa sedikit lelah, ingin sekali ku tuliskan dalam sobekan kertas menu cafe distasiun sore itu. Aku tau kalau perjalanmu akan berbeda arah denganku, sampai saat aku teguk kopi hitam itu aku masih mencintaimu tanpa harus merindukanmu.
Sepertinya jendela kereta yang membuat kamu menjadi berbeda denganku, namun aku masih mencintaimu. Kamu mulai memalingkan wajah manismu ke arah pintu kaca itu, melihat jam dinding yang semakin dekat dengan waktumu berbalik memperlihatkan punggung yang akan aku lihat mulai menjauh.
Ini tak seperti yang pernah kita rencanakan dulu, saat masih dalam satu meja dikantin kampus yang masih sama seperti sekarang warna minumannya. Melihat senyummu saat itu dengan senyummu sekarang terasa sangat berbeda, aku merasa senyumanmu semakin menjauh dari mataku. Sepertinya aku harus terus mencintaimu, walau ditambah dengan kata rindu yang akan ku tulis setiap malam sebelum datang waktu tidurku.
Namun kamu masih saja bisa tersenyum penuh dengan cerita lucu kita selama itu, kamu yang tak bisa terlupa walau hanya sekejap ku angkat cangkir untuk ku nikmat kopi ini. Aku beruntung memilikimu, walau aku harus terus merindukanmu. Kamu masih tetap disini walau berada dijendela yang berbeda sebentar lagi, sepertinya aku harus mengumpulkan banyak tenaga untuk menahan tangisku melihat kamu berjalan membelakangiku mulai saat ini.
Kamu ada dijendela yang berbeda, namun aku hanya memintamu membawa rinduku sampai ke tempat kamu berada nanti. Sempat aku ingin kamu hanya harus pergi ketempat aku pergi, karena jendelaku masih sangat terlalu besar untuk ku sandarkan melihat indahnya langit malam ini.
Kamu gadisku yang berada dijendela itu, jendela yang berbeda dengan jendelaku.
Continue reading Kamu dijendela yang berbeda