Hal sederhana yang belum kamu tahu dari semua perjalanan yang pernah kita lewati, hanya hal sederhana saat kamu tidak mampu melukai perasaan orang untuk lebih memilihku. Semua hal yang telah kita lalui bahkan sudah banyak menanggung resiko, namun untuk mengambil resiko yang lebih besar tidak membuat kamu mampu sampai sejauh itu.
Malam itu, kamu lebih memilih
diam dan tak berkata apa-apa walaupun melihat diriku didepanmu dengan semua
keyakinan yang akan terjadi nanti. Waktu berlalu sangat cepat pada malam itu,
dan kamu pergi meninggalkanku dengan senyuman. Bukan seperti itu yang aku mau,
mohon diam dan duduk dihadapanku lebih lama lagi bila tak akan menemuiku lagi.
Sedikit lebih lama dari biasanya
untuk menemaniku menghabiskan kopi ini, aku belum sanggup bila hanya kepulan
asap dari semua kenangan itu yang harus menemaniku hingga larut. Haruskah kita
saling berdiam dan secara tidak sengaja menyakiti diri kita sendiri, temani aku
sedikit lebih lama lagi karena tak akan ada cerita setelah ini.
Aku pernah tahu akan ada kisah
dimana setiap malam untuk mengingatmu hanya ditemani secangkir kopi dan kertas
buram, tak akan habis aku tulis semua cerita yang pernah kita jalani. Cerita
yang sangat beresiko bagimu dan berpengaruh bagiku bila tak bisa terus menjadi
yang pertama bagimu.
Semakin malam aku semakin tak
ingin membiarkanmu pergi, walau kopi ini tak kunjung menjadi dingin namun
rasaku semakin tak memiliki harapan untuk menahanmu pergi. Aku tahu kamu
berusaha untuk memberikan semua pilihan cerita terbaik setelah kamu pergi,
namun itu semua bukan sebuah pilihan untukku. Kamulah pilihanku dari pertama
aku menemukanmu, namun pada akhir ceritamu adalah aku bukan pilihanmu.
Harusnya tak ku maafkan semua
harapan yang kamu beri dalam cerita ini, namun aku hanya bisa bergumam dalam
hati bila tak akan mungkin lagi memilikimu seperti saat ini. Cerita yang mulai
aku buat dalam setiap senyuman, marah dan diammu tak pernah menjadi sebuah buku
ataupun catatan yang akan terbuang.
Sesederhana itu kamu memilihkan
cerita yang membuat aku tenggelam dalam lautan tinta, dan kamu hanya
meninggalkan sebuah pena untuk terus ku rangkai cerita yang tak pernah akan
terjadi.
Harusnya aku tak pernah
memaafkanmu …