Sunday, 2 April 2017

Namamu dan Waktumu

Surat untuk kamu ...

Masih ingatkah saat itu, saat semua senyummu tumpah diatas pundakku. Aku masih merasakan hembusan angin sore itu, ditengah gemericik hujan yang tak pernah kita tahu kapan terhenti. Aku masih merasakan begitu hangat dekapanmu, sampai aku tak percaya bahwa kenyataannya tak akan seperti indah dibayangkan. Aku masih merasakan senyumanmu, nyaman melihat semua senyum itu hanya untukku yang bermata dua. Masihkah kau ingat semua itu?
Aku masih senang dengan janjii yang pernah kuberikan padamu malam itu, malam saat rintik hujan mulai terhenti dan gemuruh suara air mengalir derang dari tanah yang lebih tinggi. Erat tanganmu saat itu, masih ku rasakan dengan rasa yang amat tenang. Tenangkah semua isi hidupmu bila terus bersamaku?
Aku masih ingat angin sore itu, angin yang berhembus kencang dengan semua cerita yang tak akan pernah padam sampai pada waktunya kau dan aku padamk
an. Dan janji itu adalah terus bersama sampai api yang kita nyalakan mulai kita tiup perlahan sampai tak terlihat setitikpun cahaya dalam tembok yang sudah tercipta oleh situasi itu.
Ingatkah tentang erat tanganku menuntunmu sampai terlihat sinar bulan yang tertutup langit yang mendung? Rintik hujan itu masih mengantar tanganku memegang semua mimpi kita yang tak akan pernah jadi nyata adanya dalam hidup. 
Sadarkan aku, bila semua tak akan berakhir lebih cepat dari semua mimpi kita. Mimpi itu masih setia temani tidurku, dan aku tak akan pernah membuka mata walau kau telah membuka matamu lebi dulu. Aku masih akan terus menambah kertas putih untuk meneruskan cerita kita sendiri, walalupun tak ada kamu yang menjadi peran utama dalam cerita kita lagi.
Masihkah ingat dengan lampu malam itu, lampu setengah bersinar yang temani habiskan malam itu. Malam yang tak begitu gelap karna hanya menjadi penutup senja cerita kita. Tak pernah singkat cerita itu, karna aku menyusun setiap detail cerita itu agar tetap indah dan berakhir pada waktunya. 
Kini aku berada ditempat itu, tempat saat kita pernah berjanji untuk tetap saling peduli, tempat dimana hari itu adalah milik cerita kita, tempat dimana semua cerita kita tak akan berakhir sampai disini,
Aku masih ada, masih selalu menanti engkau kembali sampai waktu engkau akan pergi tanpa pergi meninggalkan semua cerita yang tak pernah sengaja dicipta untuk tetap bersama.
Namamu dan waktu kita bertemu (saat pertama aku jatuhkan hatiku) ....

0 Comments:

Post a Comment