Sunday, 9 December 2018

, ,

Catatan Pagi Untuk Mimpi

Rintik hujan diatas bukit malam ini, bolehkah aku berdialog dengan tumpukan kayu bara yang masih tersisa bekas api unggun petang tadi. Ingin ku ceritakan seberapa tinggi rasaku mencapai ati seorang wanita yang kembali setelah lama menghilang.
Ia berjalan diantara embun pagi yang tertimbun diatas dedaunan pagi nanti, tak ingin aku pejamkan mata agar aku bisa terus menyambut datangnya kabut pengantar embun. Gerimis manja temaniku didalam tenda kecil penuh harap esok ia menerima rasaku, merasakan rindu yang terus membesar selama ia menghilang. Aku masih menunggu sampai ia mengenaliku lagi, walau ku tutup diri ini dengan seberkas masa lalu yang tak pernah terhapus dalam ingatan tentangnya.
Mimpiku sempurna tak seperti semua khayalanku tentangnya, terbangunku dalam lamunan senyum yang lama sudah tertimbun dalam imajinasi yang menghanyutkanku. Kamu tak perlu mengenal siapa ku, karena aku akan selalu membuatmu mengenal siapa pemuja rahasia yang kau tinggalkan beberapa waktu yang lalu.
Kamu masih terus berlari dalam setiap ingatanku, aku hanya ingin kau mulai berhenti lalu menyandarkan lelahnya diri pada pangkuan ingatanku tentangmu. Bisakah kau mulai tinggal dalam tatapanku setiap pagiku,  agar aku tak perlu mencari cantik wajahmu dalam memori lamunanku.
Wahai mimpiku, mengapa kau terlalu indah untuk aku genggam dalam setiap kedipan mataku. Sudikah kau menggenggam semua mimpiku tentangmu, kemudian membungkusnya dengan cerita pagi saat aku buka mata dan meninggalkan semua mimpi yang akan menjadi hidupku. Menunggu pagi datang untuk bicara tentang semua cerita kita esok, cerita dimana kau dan aku tak hanya berada dalam mimpi tapi memulai semua dalam dialog pagi.
Mari ceritakan pagi dengan berdialog denganku tentangmu yang akan selalu jadi pagi siang senja juga malamku, aku mimpikanmu selalu menjadi catatan dipagi hari dan malamku. Aku memimpikanmu melebihi semua mimpi indahku.
Mari berlari keatas bukit yang tak akan banyak orang coba daki, supaya aku tetap bisa menunjukanmu tentang lampu malam diatas bukit ini. Agar tak usah kita melihat keatas untuk tatap bintang, hanya menunjuk kebawah melihat cahaya bak bintang malam dibawah bukit malam ini.
Mari berhenti berlari dan bersandar pada dialog kita malam ini, berceria tentang langit malam yang tak akan menggantikan cahaya rindu kita.


0 Comments:

Post a Comment