Saturday, 1 December 2018

,

Sedikit Bercerita, hanya sedikit.

Ingin bercerita, walau hanya sedikit bercerita.
Kini sering kali disetiap pagi aku dengar jeritan anak kecil yang tak membiarkanku keluar rumah, walau hanya ingin mengeluarkan kendaraan roda dua itu.
Begitu tak mau aku tinggalkan walau hanya sejenak, padahal dulu sering sekali aku tinggalkan untuk waktu yang lama untuk pergi bekerja. Bahkan 5 hari sampai 6 hari dalam seminggu sering sekali aku tak bertemu dengannya, karena sebelum matahari terbit ia belum membuka mata dari tidur dan setelah langit menjadi gelap ia sudah tertidur lelap.
Dulu aku sempat khawatir ia tak mengenaliku seutuhnya, karena setiap hari hanya ditemani oleh sosok ibu yang terbaik dalam hidupnya. Kini aku mulai tersadar begitu merugi waktu yang dulu aku habiskan untuk menempuh perjalanan yang jauh, sedangkan ada seorang anak yang hampir tak mengenali siapa ayahnya.
Setiap waktu libur, aku sempatkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tak kunjung selesai sesuai ekspektasi. Mengesampingkan keluarga hanya untuk alasan bekerja untuk masa depan keluarga, dan membuat berbagai alasan untuk menyelesaikan kewajiban yang melibatkan pekerjaan orang lain yang tak pernah diselesaikan.
Begitu banyak angin yang sudah ku tembus saat itu, perjalanan pagi 26km yang melibatkan waktu hampir sejam lebih dan melewati beberapa titik kemacetan di Kota Kembang. Aku lewati berharap tidak hanya pada hasil bekerja yang baik setelah menghabiskan waktu, namun juga berharap pada perhatian semua orang bahwa aku tak pernah pantang terhadap rasa lelah juga rasa sakit. 
Siapa yang pernah bilang aku tak punya rasa lelah?aku tak pernah sakit?aku tak pernah berniat bolos bekerja?
Aku pernah merasa aku tak terlalu hebat dalam setiap hal yang berhubungan dengan pekerjaan, aku hanya punya modal untuk merasa percaya bahwa aku akan menjadi orang yang bisa memegang kepercayaan orang lain kepadaku. Ingin aku seperti orang lain, tak masuk kerja karena merasa tak enak badan. Namun bukan aku bila mengalah pada perasaan yang mengalahkan kekuatan pikiranku untuk tetap loyal bekerja, karena aku bukan siapa-siapa diantara semua orang disana. 
Semoga banyak orang yang tak setuju dengan ceritaku ini.

0 Comments:

Post a Comment