Monday, 8 April 2013

Desa Parakan Kab. Majalengka

 Salah satu Desa yang berada di Kabupaten Majalengka, Desa Parakan Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka. Semua orang pernah mendengar, namun apa kita tahu asal mula nama "parakan" tersebut??nah kita cari tau yuk....!!!
1. Asal Usul Nama Parakan Alkisah pada jaman Kerajaan Galuh Pakuan. Terkenallah sebuah daerah yang subur makmur. Sungai Cikamangi yang membelah daerah tersebut disamping airnya bersih juga banyak ikannya. Sehingga sampailah berita tersebut ke pihak kerajaan Galuh Pakuan . Raja Galuh pakuan ( Rajagaluh) yang gemar mengkong ( mengambil ikan dengan cara mengalihkan aliran sungai ) sering datng ke Cikamangi untuk mengambil ikan dengan cara mengkong. Suatu ketika, waktu sang Raja sedang asyik mengkong, salah satu ikan jenis Senggal yang bernama Si Bodo Bener ( jenis ikan yang punya duri tajam dan beracun di siripnya ) matil ( menusuk dengan durinya sehingga mumbuat luka ) tentu saja Sang Raja sangat kesakitan dan marah. Dengan kejadian seperti itu Sang Raja tidak kapok malah kesenanga mengkongnya semakin menjadi-jadi. Karena itulah daerah tersebut terkenal dengan istilah Pamarakan yang sekarang terkenal dengan nama Desa Parakan. 2. Kisah Kayu Jati Parakan Menurut cerita rakyat yang berkembang bahwa Desa Parakan mempunyai kisah yang unik dan punya efek psikologis sampai sekarang masih banyak yang meyakini kebenarannya. Cerita asal usulnya sebagai berikut : Dahulu kala di daerah yang bernama Parakan banyak tumbuh kayu jenis jati yang mutunya sangat bagus. Dan ketika Kanjeng Sekh Syarif Hidayatullah membangun mesjid Agung di Cirebon pasokan kayu jatinya dari Parakan. Ketika akan menyelesaikan bangunan mesjid tersebut dan utusan Syek Sarif Hidayatullah datang ke Parakan mau mengambil kayu jati ternyata kayu jatinya sudah hamper habis karena di curi oleh orang orang yang tidak bertanggungjawab. Utusan tersebut langsung pulang lagi dan melaporkan kejidian tersebut. Syek Syarif Hidayatullah mendengar laporan tersebut langsung berucap,” Barang siapa yang mengambil kayu jati dari desa Parakan dan di bawa keluar desa Parakan maka akan mengakibatkan bala (kehidupan yang buruk ).” Sejak itulah kayu Jati Parakan menjadi aman dan tidak dicuri orang lagi, karena menurut cerita rakyat bahwa yang memaksa larangan tersebut betul-betul tertimpa bala atau mengalami kehidupan yang buruk. Dan sampai sekarang sebagian masyarakat baik masyarakat desa Parakan bahkan masyarakat diluar desa Parakan pun masih ada yang meyakini kebenarannya. Sumber : Majalengka.go.id

0 Comments:

Post a Comment