Thursday, 18 April 2013

jalan air ini.....


Hujan tak sederas kemarin, tanah dibuat basah seharian ini oleh anugrah dari tuhan ini. Ku lewati dengan hati yang gerah dan panas, hujan ini tak memberikan efek yang berbeda padaku sendiri. Ku lihat keluar jendela kamar, anak-anak kecil sedang asik bermain dengan segarnya air hujan yang turun. Saling melempar dengan tanah yang digulung-gulung menjadi tumpukan bola tanah basah, terlihat menyenangkan melihat tawa mereka.
Cukup membuatku mengalihkan suasana sendu yang tetap bertahan dari lirik sedih semalam, bukan karena aku tak mampu namun karena aku terlalu kuat menahan semua kebahagiaan yang bukan untukku. Memang terdapat lirik sedih, namun itu semua berasal dari kebahagiaan yang harusnya tak ku dapat. Aku tak menyangka dengan apa yang telah aku jalani, aku tak inginkan kebahagiaan ini. Semua bias ku tutupi dengan senyuman kenyamanan yang menjadi jurus ampuhku.
Hujan masih saja mengguyur tanah sampai menggenangi beberapa bagian rumah, sepertinya laju air tak lancar dari selokan yang ku buat kemarin. Laju air itu mengingatkanku tentang apa yang sudah ku bangun dengan baik, namun terhambat hanya oleh beberapa tumpukan kerikil-kerikil kecil yang menghambat. Ingin ku sapu hambatan itu, namun tak dapat ku sisihkan penghambat itu. Kesedihanku tertumpuk pada bagian yang sulit untuk ku sapu bersih, karena aku masih ingin menerobos penghambat itu dengan segenap kekuatanku.
Lama kelamaan air itu semakin besar dan sedikit demi sedikit menerobos celah-celah kerikil yang menjadi penghambat, satu persatu kerikit itu mulai runtuh karena kekuatan besar yang dimiliki aliran air. Terlihat air begitu lancer mengalir pada tujuannya, namun tidak semua mengalir pada tempat yang dituju. Air mengalir dan menyusup pada lubang-lubang kecil disela-sela selokan, terlihat deras air mengalir sedikit pada tempat tujuannya. Perjalanan air pada tempat yang dituju cukup membuatku bingung, karena kekuatannya terpecah dan terpisah pada arus lain.
Aku coba keluar dari ruang renungan malamku untuk melihat lebih jelas kemana arus air itu akan terhenti. Sangat terlihat jelas air itu lama kelamaan semakin kecil volumenya, namun beberapa saat kemudian aku tersadar akan aliran itu yang semakin lama semakin mendekat pada satu tempat penampungan air yang ku buat kemarin. Hujan makin deras, bukan hanya tanah yang basah tapi kepalakupun makin basah dengan tetesan air hujan.
Hujan mulai reda, namun tetap ku pandangi aliran air itu sampai waktunya aku mulai terhentak kaget pada perjalanan air itu. Air itu mulai berbelok pada satu arah yang sama, aliran yang tadinya memiliki jalan masing-masing kembali menjadi aliran air yang berolume besar. Ya jalan memang berbeda, namun perbedaan itu akan tetap tertuju pada satu jalan yang sama dan tujuan yang sama.

1 comment:

  1. tak akan ada kata yang letih terangkai saat hujan turun, termasuk jalan air ini. ^_^

    suka dengan quotes terakhir. salam hujan.

    ReplyDelete