
Manusia adalah makhluk yang sangat cerdas, karena itu manusia dapat cepat berfikir bila telah berada dalam titik jenuh. Hebatnya manusia adalah selalu mendapatkan berbagai alasan dari setiap tingkah lakunya, namun tetap saja manusia tak akan mendapatkan jawaban bila terus menyampaikan alasan-alasan yang memberikan ketidakberdayaan menyelesaikan masalah.
Otak manusia memiliki banyak sekali syaraf untuk selalu melakukan apapun kehendaknya, namun bila tidak bisa mengontrol dirinya sendiri maka senantiasa akan salah memilih semua hal yang penting ataupun tidak penting bagi dirinya sendiri. Termasuk menggunakan caranya berpikir politik, sudah menjadi bagian dari tatanan pemikiran manusia bila berpikir politik. Tidak usah jauh membayangkan pada kehidupan politik negara kita, tapi coba lihat semua yang kita lakukan semata-mata dengan cara berpolitik. Tidak perlu kuliah di jurusan politik karena dari mulai kita kecilpun sudah berlaku politik, namun memang tidak selengkap apa yang didapat dari belajar di jurusan politik.
Berpikir politik sepertinya sudah menjangkit seluruh pikiran manusia, karena dalam melakukan hal apapun selalu memakai unsur politik. Alasannya adalah sebuah kepentingan, kepentingan yang harus terpenuhi. Terlepas itu kepentingan pribadi ataupun kepentingan sebuah golongan, tapi semua itu tetap ada pada sebuah pemikiran politik.
Pada era tehnologi ini mungkin sudah terlahir para generasi-generasi berpolitik dikalangan mahasiswa, karena segalanya terus berkaitan dengan kepentingan-kepentingan yang meluas jangkauannya. Lihat saja banyak sekali organisasi mahasiswa yang mengatas namakan persatuan mahasiswa, namun tetap saja didalamnya terdapat kepentingan-kepentingan suatu golongan.
Silahkan amati sendiri dari berbagai organisasi tersebut, karena banyak orang mengatakan bahwa dengan berorgansasilah seorang manusia mendapatkan titik pemahamannya. Sepertinya itu menjadi alasan mengapa bila ada aksi atau demonstrasi selalu berbeda-beda kelompoknya, itu karena setiap kelompok membawa kepentingan-kepentingannya sendiri. Pernah kita bayangkan bila suara yang berbeda itu menjadi satu suara?? Agak sulit juga bila bayangan indah itu terjadi.
Ada kesimpulan sementara, yaitu generasi muda sekarang telah menjadi generasi berpolitik. Kata yang terdengar hebat namun sepertinya tetap digerakan oleh sebuah kepentingan yang akan memberikan keuntungannya sendiri. Diatas nilai hebat, semua generasi berpolitik ini akan senantiasa menikmati kepentingannya bila telah terpenuhi.
Generasi berpolitik ini menjadi generasi yang pintar melontarkan alasan dan kritikan pada semua yang dianggapnya tidak baik, karena memang memegang teguh semua kepentingannya. Dalam kehidupan perkuliahanpun tidak jarang orang memakai politik, seperti dalam mengerjakan tugas-tugas perkuliahannya, meninggalkan waktu kuliah dan lebih mementingkan kebutuhannya.
Ada yang sangat unik bila kita memperhatikan semua hal tentang organisasi ekstra kemahasiswaan, karena banyak mengandung peran-peran berpolitik didalamnya. Banyak organisasi daerah yang menjunjung nama daerahnya untuk memberikan perubahan yang baik, tapi tetap saja menginginkan feedback yang menguntungkan bagi kelompoknya. Lihat saat hari anti korupsi dan HAM sedunia, banyak sekali mahasiswa aksi didepan pemerintahan daerahnya menuntut pemberantasan korupsi dengan alasan rakyat harus mengetahui transparansi dari pemerintah. Dengan alasan itu aksi berjalan mengatasnamakan kepentingan masyarakat, namun lihat apakah semua itu sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat?? Tidak, karena mereka tetap membawa kepentingannya sendiri.
Generasi berpolitik yang sangat miris tujuannya, karena eksistensi dan popularitas kelompoknya saja. Tidak banyak orang menghampiri kepentingan-kepentingan politik untuk mendapatkan perhatian, karena kembali pada apa yang menjadi keuntungannya. Orang-orang ini sangat cerdas menggunakan komunikasi politik dan politik komunikasinya. Sangat mudah, karena hanya dengan berpikir lebih politik maka kita dapat menjadi pakar politik yang hanya memiliki pemikirannya saja.
Kini, bisakah kalangan mahasiswa lebih mengontrol kepentingannya untuk tujuan awal menjadi mahasiswa. Agent Sosial of Change, kata-kata itu pasti sering didengarkan namun lambat laun terlupakan. Berbakti pada masyarakat adalah tujuan yang lebih baik dari pada berpikir politis yang tak akan habis.
0 Comments:
Post a Comment