Pemimpin, sosok yang paling diidamkan oleh semua orang. Banyak orang yang ingin sekali menjadi pemimpin yang dapat membawa perubahan bagi semua hal yang dipimpinnya, namun apakah banyak pula yang memimpin malah membuat semua yang dipimpinnya semakin terpuruk????
Kepemimpinan adalah sifat manusia, sifat yang selalu ada dalam diri manusia bahkan semua manusia yang ada didunia ini. Sifat yang dapat membawa perubahan bagi semua kalangan dan khususnya kepada dirinya sendiri, namun ada pula yang terjebak dalam sifat ini. Manusia memang makhluk tuhan yang tak pernah puas dengan apa yang diterimanya, kadang sifat ini dijadikan pemicu untuk menguasai semua yang dapat membuat manusia arogan.
Adakah yang menduga bahwa pemimpin bisa menjadi manusia yang bodoh, manusia yang tak punya pikiran untuk menjadi baik.
Banyak yang mengira bahwa seorang pemimpin itu adalah orang yang cerdas, padahal tidak. Memang sebagian orang menjadi pemimpin yang cerdas dan berdiri sendiri tanpa ada tujuan dari pihak luar, pihak luar yang memang menjadikan pemimpin itu sebagai alat untuk menguasai semua yang diinginkan untuk kepentingannya.
Kini pemimpin bukan lagi seorang pemimpin, karena arti pemimpin kini sudah menjadi alat untuk mengendalikan semua hal oleh pihak yang lebih berkepentingan.
Ada hal yang sangat mengganggu untuk dipikirkan, mengapa ada orang yang selalu mendorong seseorang untuk menjadi pemimpinnya? Apa karena dia tidak bisa memimpin? Ataukah dia hanya bisa mengatur dan menjadi dalang dari wayang yang dia jadikan seorang pemimpin?
Secara negatif, pemikiran ini berujung pada setiap pemimpin kita yang ada diatas kursi nyaman itu. Namun jangan terlalu jauh melihat pada hal yang telah ada diatas, mungkin terlalu cepat mempersepsikan semua itu.
Contoh dekat, kita ambil pada ruang lingkup sekolah atau yang lebih luasnya pada kehidupan kampus.
Menurut saya, mahasiswa aktif organisasi itu terbagi pada dua bagian. Yang pertama, mahasiswa yang Idealis. Seorang mahasiswa yang menjunjung nama baik organisasinya agar menjadi lebih baik, tanpa adanya kepentingan atau keberuntungan untuk dirinya sendiri. Jadi sosok mahasiswa ini lebih mementingkan organisasi yang ia huni, tak peduli dengan hidupnya yang pas karena yang ia pikirkan hanyalah kesuksesan terhadap organisasinya.
Yang kedua, mahasiswa yang pragmatis. Mahasiswa yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri, sosok seperti ini selalu bertanya pada dirinya sendiri tentang apa yang akan dia dapat nantinya.
Bila sosok seperti ini menjadi bagian dari sebuah organisasi, maka akan banyak yang ia lakukan untuk kepentingannya sendiri tanpa melihat apa semua itu akan menjadikan organisasi yang ia huni baik-baik saja ataupun tidak.
Perbedaan yang amat menjauh antara dua sosok diatas, banyak orang berfikir bahwa berorganisasi itu dapat membuat dirinya kaya. Namun apa yang mereka dapat itu hanyalah keberuntungan sesaat, yang akan menjadi abadi adalah saat kita menjadi orang yang selalu mementingkan kebaikan dari apa yang kini kita huni. Sosok idealis memang banyak kita tunggu didunia ini, sosok yang akan membuat semuanya beruntung karena sosok ini akan menghilangkan seluruh tujuan dan kepentingan dirinya sendiri...
0 Comments:
Post a Comment